Kepada yang dicinta, Ibunda Zulsyafrinas.
Malam ini, bintang bersembunyi. Mencari hati yang tengah redup karena ada yang hilang. Ada rindu yang kami titipkan bersama sebait doa. Ada sesal yang kami hembuskan bersama setumpuk kenangan sejak setahun lalu. Semua menyatu, mengudara ke langit;menuju tempatmu. Kini.
Sudah sebulan sejak terakhir kali kami saling mengadu: "bu, Arie gak pake songket!" "HAH? APA? JHON JUGA?" atau "Rick, pake Rick, songketnya. Kaco, ya, Herrick nih," karena ketika kau masuk, kedisiplinan kami lah yang menjadi perhatian utama mu. Hampa rasanya mengingat semua itu takkan kami rasakan lagi. Tiba-tiba ada yang hilang. Tiba-tiba ada yang janggal. Mungkin terdengar konyol, tapi maukah ibu memarahi kami satu kali lagi? Sebelum maaf dan tangis ini benar-benar pecah?
Bu, kemarin, kelas kita menang tanding basket, loh! Kami tetap semangat. Karena kami tau, ibu pasti bangga. Kami akan berusaha menang di perlombaan lain juga, bu. Walau misalnya nanti ketika kita menang ibu tak dapat berdiri di samping kami, tapi ibu akan selalu ada; di dalam hati kami semua.
Maafkan atas maaf yang tak sempat terucap, bu. Ingin rasanya kami ungkap semua, tetapi tuhan berkehendak lain. Tuhan telah memanggilmu ke tempat yang lebih baik. Bersama-Nya, dalam peluk-Nya.
Istirahat yang tenang, ya, bu. Ibu sudah tampak terlalu lelah. Bahagialah di sana, bu. Hiduplah selalu dalam ingatan kami. Ntah harus bagaimana mengungkapkannya, tapi percayalah, kami menyayangimu. Dan kami tak akan pernah menyesal menjadi bagian dari Pascal.
Dengan cinta,
XI IPA 3
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar