Jejak Sajak

Ini aku,
penikmat senja yang tengah merangkai malam
apa kabar?
kuharap (lukamu) baik-baik saja
sedikit mengering, kukira?
tapi kulihat matamu (masih) menyenandungkan sajak-sajak berdarah itu
Jangan bodoh,
kita bukan anak kecil lagi
kita bukan sosok yang menghilangkan pedih dengan cara menangis
kita, (seharusnya) tak lagi begini
aku paham.
perihnya membunuhmu dari dalam
tapi, kita (memang) bukan anak kecil lagi, bukan?

sayang, kau tak pernah sendiri
aku selalu menemani dari seberang layar, kau ingat?
bagiku, kau adalah jejak-jejak sajak itu
mereda. mereda, mereda, membekas
bagiku, kau adalah jejak-jejak sajak itu
Menyi(s)akan kenangan.
bagiku, kau adalah jejak-jejak sajak itu
dan aku, aku mencintai sajak


tanpa ampun.





Minggu, 7 September 2014
Amanda



Selamat pertambahan usia yang ke 17, ayas. Maaf hanya tersampaikan dengan kata, seperti biasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar