Soon?

"Kamu masih sayang aku?"
"Perlu aku jawab?"
"Mungkin perlu, mungkin enggak."
"Atau mungkin, semua sudah terjawab?"
"Iya. Tatapan mata kamu."
"Harusnya dari awal aku tau."
"Tau apa?"
"Mataku...mencintaimu sepenuhnya, memujamu seutuhnya. Bahkan ketika aku menutup mata pun, hanya kamu yang ia lihat. Walau gelap, walau pekat."
"Aku minta maaf."
"Maaf untuk?"
"Untuk kedua bola matamu yang indah, dan segala cinta darinya. Tapi bukan cinta darinya yg aku harap."
"Lantas?"
"Dari hatimu."
"...begitu?"
"Ya."
"Lalu, sekarang apa?"
"Jujurlah, hatimu milik siapa?"

Ada hening yang panjang. Tiba-tiba aku bersyukur tidak memulai percakapan ini dengan pertanyaan pemacu perih dalam setiap inci lukaku: "Kamu per
nah sayang aku?" Kalau itu yang memulai percakapan kita, entah di mana lagi harus kusembunyikan robekan hati ini. Di balik senyumku? Lagi?





Sebuah potongan cerita karangan saya yang belum selesai. Thanks for reading!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar